EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,425.16/oz   |   Silver 32.03/oz   |   Wall Street 39,806.77   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,266.69   |   Bitcoin 71,448.20   |   Ethereum 3,663.86   |   0.00   |   AUD/JPY bergerak di bawah 104.50 setelah Tiongkok memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF berada di Sekitar 0.9100 dengan sentimen positif, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD dapat terkoreksi lebih rendah jika gagal menembus level 1.2700, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Potensi bullish EUR/USD masih ada menjelang pidato The Fed, 15 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 21 jam lalu, #Saham AS

Mutasi Virus COVID-19 Bikin Dolar AS Bergejolak

Penulis

Pergolakan dolar AS versus mata uang lain sangat tajam, timbul akibat kekhawatiran terhadap risiko mutasi virus COVID-19 yang ditemukan di Inggris.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) sempat mencuat ke level 91.00, tetapi langsung jatuh lagi ke kisaran 90.00-an dalam perdagangan hari ini (22/Desember). Pergolakan pasar yang sangat tajam timbul akibat kekhawatiran terhadap risiko mutasi virus COVID-19 serta peningkatan prospek "no-deal brexit" di tengah tipisnya likuiditas menjelang libur Natal.

DXY Daily

Temuan varian virus COVID-19 baru di Inggris serta ketidakpastian hasil negosiasi dagang pasca-brexit telah membanting Sterling hingga ambrol sekitar 2.5 persen versus USD dalam perdagangan kemarin. Sebagian pakar mengatakan belum ada bukti kalau vaksin tidak dapat melawan varian virus ini, tetapi pejabat top Inggris menekankan pentingnya pengetatan lockdown untuk sementara waktu. Masalah yang sama juga menyeret EUR/USD, yang nilainya mencakup porsi terbesar dalam pembobotan indeks dolar AS. Sementara itu, likuiditas pasar yang rendah menjelang Natal malah memperbesar dampak aksi jual.

Situasi ini mengakibatkan lonjakan tajam dolar AS. Namun, aksi beli dolar langsung memudar karena sebagian trader buru-buru ambil untung.

"Euro menemukan pembeli melimpah pada penurunan yang dalam," kata Stephen Innes, Kepala Strategi Broker Axi yang berbasis di Bangkok, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "Pembersihan 'posisi short dolar' (kemarin) kemungkinan tidak lebih dari penarikan posisi yang sudah ketat karena kekhawatiran brexit. Akan tetapi, itu menunjukkan potensi bahaya dari sentimen dolar yang bearish secara universal."

Dari segi fundamental, Poundsterling terdongkrak oleh kabar bahwa Uni Eropa bersedia berkompromi demi menyelesaikan masalah hak penangkapan ikan di perairan Inggris dan memuluskan pencapaian kesepakatan dagang pasca-brexit. Meski demikian, PM Inggris Boris Johnson mengatakan masih ada "beberapa masalah" dalam upaya mencapai kesepakatan dagang dengan Uni Eropa.

EUR/USD saat ini diperdagangkan pada kisaran 1.2225, setelah kemarin sempat jatuh sampai 1.2129. GBP/USD juga terpantau beredar sekitar 1.3430-an sekarang, meski kemarin terperosok ke bawah ambang 1.3200. Kedua pasangan mata uang masih cenderung tertekan dalam perdagangan hari ini, tetapi tak separah aksi jual kemarin. Sebagian pelaku pasar masih wait-and-see sambil memperhitungkan dampak riil dari mutasi virus COVID-19 dan menunggu detik-detik terakhir perundingan dagang pasca-brexit. Sedangkan sebagian pelaku pasar lain sudah tutup buku sehubungan dengan perayaan Natal yang akan menutup sebagian bursa dunia lebih awal pekan ini.

Download Seputarforex App

294857
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.