EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 152.200   |   GBP/USD 1.261   |   AUD/USD 0.664   |   Gold 2,296.22/oz   |   Silver 26.56/oz   |   Wall Street 38,664.73   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 11 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 11 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 11 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 19 jam lalu, #Saham AS

Rupiah Menguat Jelang Rilis Data Cadangan Devisa Dan NFP AS

Penulis

Minggu lalu, Rupiah ditutup menguat akibat meredanya tensi perang dagang AS-China. Minggu ini, data cadangan devisa Indonesia dan NFP AS menjadi katalis.

Analisa mingguan USD/IDR berikut ini dibuat berdasarkan harga pentupan pasar minggu lalu (30 Agustus 2019), serta dimaksudkan sebagai acuan untuk trading jangka menengah dan panjang.

 

Tinjauan Fundamental

Minggu lalu, Rupiah ditutup pada level 14180 per US Dollar, atau menguat 0.23% dibandingkan harga penutupan minggu sebelumnya. Level ini adalah yang terkuat dalam sebulan terakhir. Penguatan tersebut tak lepas dari meredanya tensi perang dagang antara AS dan China, menyusul berita mengenai pertemuan delegasi perdagangan kedua negara tersebut untuk berunding di Washington bulan ini.

Selain itu, stabilitas nilai tukar Rupiah juga didukung oleh Bank Indonesia (BI) yang terus melakukan intervensi melalui perdagangan valas dan obligasi di pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF). Meski demikian, bayang-bayang resesi di AS telah menyebabkan mata uang Asia sulit menguat lebih jauh, termasuk Rupiah.

Beberapa data penting dari dalam negeri dan AS akan dirilis minggu ini. Dari dalam negeri akan dirilis data inflasi dan cadangan devisa bulan Agustus, sementara dari AS akan ada Non Farm Payrolls, ISM Manufacturing, ADP Non Farm, serta pidato ketua The Fed Powell.

 

Jadwal Rilis Data Fundamental

Senin, 2 September 2019:

  • Jam 07:30 WIB: Indeks Manufacturing PMI Indonesia versi Nikkei bulan Agustus 2019: bulan sebelumnya: 49.6. Perkiraan: 50.3.

Rupiah Menguat Menjelang Data Cadangan

  • Jam 11:00 WIB: CPI total Indonesia bulan Agustus 2019 y/y: bulan sebelumnya: +3.32%. Perkiraan: +3.54%.
  • CPI total Indonesia bulan Agustus 2019 m/m: bulan sebelumnya: +0.31%. Perkiraan: +0.16%.
  • CPI inti Indonesia bulan Agustus 2019 y/y : bulan sebelumnya: +3.18%. Perkiraan: +3.17%.

Rupiah Menguat Menjelang Data Cadangan

 

Kamis, 5 September 2019:

Rupiah Menguat Menjelang Data Cadangan

 

Jumat, 6 September 2019:

  • Jam 12:00 WIB: Cadangan devisa (Cadev) Indonesia bulan Agustus 2019 month over month (m/m): bulan sebelumnya: USD125.9 miliar. Perkiraan: USD124.8 miliar.

Rupiah Menguat Menjelang Data Cadangan

Data dan peristiwa berdampak dari AS minggu ini: Non Farm Payrolls, upah, pengangguran, ISM Manufacturing dan Non Manufacturing, ADP Non Farm, serta pidato Powell, Rosengren, Williams, dan Evans Fed.

 

Tinjauan Teknikal

Rupiah Menguat Menjelang Data Cadangan

 

Chart Daily:

USD/IDR cenderung bearish (Rupiah cenderung menguat) setelah harga menembus garis support pola segitiga:

  1. Harga berada di bawah kurva SMA 200-day yang merupakan acuan arah trend, dan berada pada kurva lower band indikator Bollinger Bands.
  2. Titik indikator Parabolic SAR masih berada di atas bar candlestick.
  3. Kurva indikator MACD berada di bawah kurva sinyal (warna merah), dan garis histogram OSMA berada di bawah level 0.00.
  4. Kurva indikator RSI telah berada di bawah center line (level 50.0).
  5. Garis histogram indikator ADX berganti warna merah yang menunjukkan sentimen bearish.

Support kuat pada kurva EMA 55 dan level 14175 (sekitar 38.2% Fibo Retracement).

Level Pivot mingguan: 14216.67

Resistance: 14245.11 (level 23.6% Fibo Retracement) ; 14280.00 ; 14312.00 ; 14355.00 ; 14435.00 ; 14475.00 ; 14525.00 ; 14600.00 ; 14650.00 ; 14721.83 ; 14785.00 ; 14930.00 ; 15050.00 ; 15140.00 ; 15200.00 ; 15265.00 ; 15327.00 ; 15400.00.

Support: 14121.65 (50% Fibo Retracement) ; 14066.98 (61.8% Fibo Retracement) ; 14000.00 (76.4% Fibo Retracement) ; 13950 ; 13889.00 ; 13835 ; 13736.00 ; 13670.63 ; 13469.67 ; 13400.00 ; 13362.00 ; 13314.00 ; 13263.00.

Indikator: Simple Moving Average (SMA) 200 dan EMA 55 ; Bollinger Bands (20,2) ; Parabolic SAR (0.02, 0.2) ; MACD (12,26,9) ; OSMA ; RSI (14) ; ADX (14).

Fibonacci Retracement:

  • Titik Swing Low: 13889.00 (harga terendah 19 Juli 2019).
  • Titik Swing High: 14355.00 (harga tertinggi 6 Agustus 2019).

Arsip Analisa By : Martin
289901
Penulis

Martin Singgih memulai trading sejak 2006. Pernah menjadi scalper dan trader harian, tetapi sekarang cenderung beraktivitas sebagai trader jangka menengah-panjang dengan fokus pada faktor fundamental dan Money Management. Strategi trading yang digunakan berdasarkan sinyal dari Price Action dengan konfirmasi indikator teknikal.

Perlu tukar mata uang ?

Konversi valas ke rupiah atau sebaliknya ?
bisa lebih mudah dengan kalkulator kurs. Temukan disini.